Seratus Hari Kerja Gubernur Jawa barat Dedi Mulyadi atau yang akrab di sapa KDM, memicu beberapa Reaksi Publik, mulai dari fans berat KDM, kubu Pro KDM, pro kontra KDM, dan terakhir Kubu Akademisi.
dari polemik yang di suguhkan hari ini , kita bisa melihat sejauh mana seorang KDM menduduki Popularitas di Jagat maya berkat Konten dan Visualisasi Media KDM, lalu Apakah polarisasi kepemimpinan seperti ini menguntungkan rakyat, atau kah hanya saja sebagai alat untuk melakukan kafitalisasi diri, sehingga melekat di masyarakat sebagai gubernur wong cilik yang selalu ada untuk rakyat, padalah itu sebagai cara KDM Mengkafitalisasi diri, dan menjadikan popularitas KDM Semakin Melambung tinggi.
Teori kapitalisasi diri (self-capitalization theory) merujuk pada proses di mana seseorang mengalihkan perhatian dan energi mereka ke dalam diri sendiri, seringkali dengan tujuan untuk meningkatkan harga diri, kepercayaan diri, atau kesejahteraan mental. Proses ini bisa terjadi secara sadar atau tidak sadar, dan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti pengembangan diri, meditasi, refleksi, atau mencari dukungan sosial.
polarisasi dan Endorsm popularitas nya bukan hanya saja di lakukan ketika sudah menjadi gubernur, tetapi dilakukan sebelum KDM menjadi Gubernur, hal ini menandakan bahwa KDM sudah menyusun Strategi untuk Memenangkan Pilkada Tahun 2024, sejak beberapa Tahun ke depan, dan saya rasa sebagai upaya evaluasi dari kekalahan Pilkada melawan Kubu Rindu.
mengutip dari perkataan Noam Comsky seorang pakar linguistik " Jika kamu ingin mengalahkan Dunia kuasai lah media" . dari kutipan Noam comsky, kita tentunya dapat menafsirkan bahwa Era digitalisasi ini sangat memungkinkan seseorang bisa menguasai dunia, baik dunia politik, Bisnis, Ekonomi. dari Media dan Arus digitalisasi ini, sebagai alat untuk mengakafitalisasi diri.
jika kita tarik kesimpulan nya, maka apa yang hari ini KDM Lakukan sebagai upaya untuk menggenggam kekuasan, melalui tim media dan platform digitalnya, KDM berhasil memoles diri sebagai Gubernur/pemimpin yang cakap dan tahu persoalan rakyat. bukan hanya itu hal yang dilakukan KDM, hematnya juga sebagai alat melanggengkan kekuasaan.
menarik bukan, kita hari ini di suguhkan dengan konten/konten dan visualisasi yang menarik, dan sekedar memoles citra KDM yang Pro Rakyat dan Anti Mafia/Korupsi. dari berbagai konten nya yang Fyp hari ini menunjukan keberhasilan KDM dalam memperlihatkan kepada Publik bahwa saya benar 2 sedang Bekerja.
tetapi demikian hal serupa, berdasarkan pada visualisasi kita hanya dapat menikmati konten dengan visualisasi yang menarik, sedih, ataupun bahagia. tetapi pada esensi kepemimpinan nya yang baik belum terlihat, misalnya upaya mengatasi kemiskinan bukan hanya memberikan akses bansos yang kemudian di Viralkan, tetapi perlu POAC ( Planning, Organizing, Aktuating daan Controling ), dengan merencakanan anggaran, serta implementasi nya untuk mengatasi kemiskinan ya, akses lapangan pekerjaaan yang memadai, sehingga rakyat sebetulmya tidak perlu bansos.
lalu bahayakh gaya kepemimpian KDM ini, yang menonjolkan sisi Visualisasi kepada publik. lalu apakah Gaya kepemimpinan seperti ini berpengaruh pada indeks berfikir kritis masyarakat atau kah tidak berpengaruh sama sekali. yang saya takutkan terjadinya degradasi literasi anggaran dan regulasi yang menyebabkan publik terbata bata dalam melaksanakan penganggaran yang berpihak pada Rakyat.
Gaya kepemimpinan seperti ini sangat berdampak pada beberapa sektor kehidupan , misalnya mengannggap satu hal lebih baik dari yang lain nya, sehingga tidak perlu di koreksi dan di kritisi, padahal di negara yang demokratis ini kritik sangat di perbolehkan baik kepada pemimpin, gubernur,dpr dan bahkan masyarakat biasa, namun apabila kritik dan rekomendasi kebijakan KDM ini, tidak bisa di tolak dan di anggap final, sehingga seakan akan yang melakukan kritik terhadap KDM adalah mereka yang tidak pro rakyat, petugas partai dan lain nya. sehingga Nalar kritis masyarakat mati oleh Fyp Konten, sedangkan mereka hidup di negara yang mengharuskan Negara berpihak kepada rakyat melalui rancangan dan aturan yang jelas.
sampai saat ini pribadi tidak berniat numpang popularitas KDM, namun hendak memberikan Saran bahwa kebijakan kebijakan pak Gubernur, selain viral juga harus berdasarkan perencanaan yang jelas, ingat pak kita ini mengelola negara, pemerintah, dan tentu mengelola anggaran,. jangan sampai isu efisiensi angaran untuk pendidikan, atau jenis kebijakan anggaran lain nya, malah sebetulnya di arahkan pada kegiatan kegiatan untuk melakukan kafitalisasi diri, ingat pak negara dan tatanan tata kelola pemerintahan bukan menganut kerajaan, sehingga perlu penyesuaikan dengan berbagai stake holder, juga perlu mencanangkan perencanaan Anggaran, sebab itu uang rakyat bukan milik gubernur.
kontributor A Haidar NU